Catatan Perjalanan: Gunung Semeru (14-17 Mei 2011)
Bagi
para pendaki gunung di Indonesia, Gunung Semeru merupakan salah satu
gunung wajib yang harus didatangi. Dengan predikat sebagai gunung
tertinggi di pulau Jawa, Semeru juga terkenal dengan panorama atau
keindahan alamnya yang mempesona. Namun dibalik keindahannya itu, Semeru
juga menyimpan potensi bahaya yang besar bagi mereka yang mendekatinya.
Setidaknya sudah 29 pendaki yang
menjadi korban. Korban pertama Semeru, aktivis era 1960an dan juga
salah satu pendiri Mapala UI, Soe Hok Gie dan teman pendakiannya, Idhan
Lubis yang tewas karena menghirup gas beracun di puncak semeru pada
tahun 1969. Korban terakhir semeru tercatat pada tahun 2009 adalah Andika
Listyono Putra, mahasiswa fisipol UGM yang jatuh ke jurang di sekitar
puncak dan Hanafi, pendaki dari Jember yang meninggal di Ranu Kumbolo.
Keinginan gw sendiri untuk datang ke
Semeru sebenernya sudah ada sejak SMA, yang padahal waktu itu gw sama
sekali ga pernah sekali pun naik gunung. Berawal dari membaca buku
harian Soe Hok Gie, Gunung Semeru bener2 sangat membekas di dalam
memori. Sampai akhirnya kesempatan datang juga kurang lebih 5 atau 6
tahun kemudian.
Berawal dari acara pendakian bersama Gunung Semeru yang diadakan melalui ajakan di dunia maya, akhirnya gw ikutan untuk gabung dalam acara tersebut. Di rombongan gw bener2 ketemu orang-orang baru karena ini bukan grup dimana gw biasa naik gunung bareng, yaitu OANC.
Seminggu sebelum keberangkatan, hari
minggu tanggal 7 Mei 2011 gw pergi ke stasiun pasar senen untuk memesan
tiket Kereta Ekonomi Matarmaja jurusan Jakarta - Malang. Dan selama
seminggu gw mempersiapkan peralatan, perlengkapan, dan logistik sesuai
dengan itinerary yg gw posting sebelumnya.
Hari H keberangkatan, packing-an gw ternyata ga muat masuk carrier.
Setelah beberapa item logistik dikurangi akhirnya gw siap menuju ke stasiun pasar senen. Ini pertama kalinya gw bawa carrier dengan logistik yang agak banyak dan berat karena biasanya gw cuma camping 2 hari 1 malam, sedangkan di trip ini kemungkinan bisa 3 hari 2 malam.
Setelah beberapa item logistik dikurangi akhirnya gw siap menuju ke stasiun pasar senen. Ini pertama kalinya gw bawa carrier dengan logistik yang agak banyak dan berat karena biasanya gw cuma camping 2 hari 1 malam, sedangkan di trip ini kemungkinan bisa 3 hari 2 malam.
Jumat, 13 Mei 2011
Pukul
10 pagi bertolak menuju Senen dengan menggunakan bus, sampai disana
pukul 11.30 gw langsung nyari masjid terdekat untuk sholat jumat dulu.
Pukul 13.15 gw jalan ke stasiun dan bertemu dengan rombongan Jakarta.
Setelah ngobrol2 sebentar ternyata gw sendirian di gerbong 3, sedangkan
yang lain berada di gerbong 1 dan 2. Pukul 14.05 kereta berangkat dari
stasiun Pasar Senen.
Sabtu, 14 Mei 2011
Sampai
di Stasiun Kota Baru, Malang, pukul 7.30 pagi. Di stasiun, tim dari
Jakarta yang menggunakan pesawat dan teman2 dari Malang dan Surabaya
merapat untuk bergabung. Dari sini kami menyewa dua mobil untuk
mengantarkan ke Tumpang. Dari Tumpang, semua anggota pendakian berkumpul
dan menyewa dua buah truk untuk digunakan menuju Ranu Pane.
Ranu Pane |
Ranu Pane |
Pukul 15.30 ketika datang tim
dari Gresik yang berencana mau jalan duluan, gw ikutan aja nimbrung
dengan maksud supaya ada kesempatan dapat sunset di Ranu Kumbolo.
Jalur dari Ranu Pane menuju Ranu
Kumbolo ternyata cukup jauh, kira2 dibutuhkan waktu tempuh 3 jam
perjalanan. Pukul 18.30 tiba di Ranu Kumbolo hari sudah gelap sehingga
kami langsung mendirikan tenda untuk beristirahat. Tenda gw persis di
pinggir Ranu Kumbolo. :D
Malam hari di Ranu Kumbolo
sangat dingin. Tercatat temperatur sempat mencapai 12,6 derajat celcius
pada dini hari. Pukul 3.30 gw terbangun karena kedinginan dan mulai
beraktivitas sendirian di dalam tenda agar suhu tubuh menjadi agak lebih
hangat.
Sampai akhirnya yang lain juga bangun dan bersiap2 menunggu sunrise yang akan muncul dibalik bukit.
Pagi hari Ranu Kumbolo sangat
ramai dengan pendaki. Gw juga sempet ketemu dengan rombongan senior2
OANC dan ngobrol sebentar sama om Smigun, tadinya gw mau ikut rombongan
ini cuma telat ga kebagian tiket kereta barengan. hehe..
Minggu, 15 Mei 2011
Setelah sarapan, bongkar tenda dan bersiap2 packing untuk menuju Kalimati pukul 9.45. Pertama-tama kita melewati tanjakan cinta, mitosnya kalo kita bisa lewat tanjakan cinta tanpa menoleh kebelakang sampai diatas maka bagi yang punya kekasih akan langgeng.. haha.. ada2 aja..
Dari atas Tanjakan Cinta, pemandangan danau Ranu Kumbolo terlihat sangat indah.
Setelah Tanjakan Cinta, jalur melipir bukit untuk
melewati Oro-oro ombo (2460 Mdpl), yang merupakan padang rumput atau
sabana yang sangat luas. Oro-oro sendiri artinya ilalang, sedangkan ombo
berarti luas. Berjalan di Oro-oro ombo membuat kita lupa akan rasa
lelah.
Sampai di cemoro kandang (2500 Mdpl), kita akan memasuki
batas hutan yang terdiri hutan pinus atau cemara yang diselingi dengan
semak belukar. Medan yang dilalui agak landai dan tidak terlalu
menanjak. Sampai tiba di Jambangan, vegetasi sudah mulai dihiasi
tumbuhan Cantigi dan Edelweis yang jumlahnya tidak terlalu banyak.
Dari Jambangan sebenarnya puncak Mahameru sudah terlihat jelas apabila cuaca sedang cerah dan tidak tertutup kabut. Berjalan sebentar dari Jambangan akan memasuki Kalimati (2700 Mdpl) yang merupakan batas pendakian yang diizinkan oleh Taman Nasional. Melewati Kalimati berarti setiap pendaki menanggung sendiri risiko dan keselamatannya masing-masing.
Minggu, 15 Mei 2011
Setelah sarapan, bongkar tenda dan bersiap2 packing untuk menuju Kalimati pukul 9.45. Pertama-tama kita melewati tanjakan cinta, mitosnya kalo kita bisa lewat tanjakan cinta tanpa menoleh kebelakang sampai diatas maka bagi yang punya kekasih akan langgeng.. haha.. ada2 aja..
Dari atas Tanjakan Cinta, pemandangan danau Ranu Kumbolo terlihat sangat indah.
view dari atas Tanjakan Cinta |
setelah Tanjakan Cinta menuju Oro-oro ombo |
Oro-oro ombo |
hutan cemara / pinus di sekitar Cemoro Kandang |
view puncak Mahameru dari Jambangan |
Dari Jambangan sebenarnya puncak Mahameru sudah terlihat jelas apabila cuaca sedang cerah dan tidak tertutup kabut. Berjalan sebentar dari Jambangan akan memasuki Kalimati (2700 Mdpl) yang merupakan batas pendakian yang diizinkan oleh Taman Nasional. Melewati Kalimati berarti setiap pendaki menanggung sendiri risiko dan keselamatannya masing-masing.
video ketika gw sampai di Kalimati:
Sampai di Kalimati pukul 11.20 gw dan
yang lainnya langsung menuju shelter berupa bangunan rumah yang sudah
rusak. Gw menaruh tas carrier untuk bersama Pak Brur, Dio, dan satu lagi
anak dari Mapala President University, Cikarang yg gw lupa namanya
siapa, mengambil air di mata air sumbermanik.
Mengambil mata air disini diperingatkan untuk tidak mengambil air pada malam hari karena di saat tersebut macan tutul (panthera pardus) turun ke sumber air untuk minum. Selain itu, mitosnya ada penunggu disekitar mata air yang suka menyesatkan pendaki yang mengambil air.
Mengambil mata air disini diperingatkan untuk tidak mengambil air pada malam hari karena di saat tersebut macan tutul (panthera pardus) turun ke sumber air untuk minum. Selain itu, mitosnya ada penunggu disekitar mata air yang suka menyesatkan pendaki yang mengambil air.
Disaat mengambil air, Hujan
deras tiba2 turun. Gw yang mengira sumber air dekat dengan Kalimati jadi
tidak membawa ponco (jas hujan), alhasil gw balik ke Kalimati dengan
keadaan basah kuyup. Untuk menghindari masuk angin gw segera ganti baju
dengan baju kering. Tim Gresik dengan baik hati memasak makanan buat gw
jadi gw ga usah repot2 masak.
Karena hujan masih turun hingga malam,
gw putuskan untuk tidak membuka tenda karena khawatir tenda akan bocor
karena derasnya hujan sehingga gw tidur didalam bangunan. Kemungkinan
untuk bisa muncak ke Mahameru terancam gagal mengingat cuaca yang belum
membaik.
Di dalam bangunan pos Kalimati
gw sempet ngobrol dengan Bapak porter yang bener2 mengembalikan semangat
gw. Kata beliau: menurut saya ini ujian buat para pendaki, mana yang
benar2 niat ke semeru atau cuma ikut2an aja. mungkin nanti malam
hujannya berhenti..
Bener aja, Jam 23.00 hujan sudah
berhenti. Gw ajak yang lain untuk bersiap2 muncak tapi banyak yang
ragu2 dan mengurungkan niat karena udara dingin.
Senin, 16 Mei 2011
Pukul 00.00 akhirnya gw dan dua orang yang kebetulan ketemu dijalan berangkat menuju Arcopodo. Rencananya kalau cuaca semakin baik maka gw akan lanjut ke puncak, tapi kalo sebaliknya maka terpaksa kembali lagi ke Kalimati. (opsi stay semalam lagi untuk ke puncak keesokan harinya).
Senin, 16 Mei 2011
Pukul 00.00 akhirnya gw dan dua orang yang kebetulan ketemu dijalan berangkat menuju Arcopodo. Rencananya kalau cuaca semakin baik maka gw akan lanjut ke puncak, tapi kalo sebaliknya maka terpaksa kembali lagi ke Kalimati. (opsi stay semalam lagi untuk ke puncak keesokan harinya).
Ternyata
pendaki yang mau ke puncak cukup banyak juga, ada rombongan dari bapak2
bos astra honda, rombongan bule, dan tim lain yang semuanya dikawal
porter. Sampai di batas vegetasi dengan jalur terjal berpasir, gw
langsung menancapkan trekking pole ke pasir untuk mendaki. Penggunaan
trekking pole bener2 sangat membantu dalam mendaki jalur pasir.
Karena habis diguyur hujan,
jejak kaki pendaki sebelumnya di jalur pasir menjadi hilang. Hal ini ada
keuntungan sama kerugiannya. Untungnya jalur menjadi tidak terlalu
longsor ketika diinjak namun kerugiannya jalurnya menjadi terlihat lebih
curam karena jadi lebih mirip perosotan dan buat gw yang baru sekali
kesini menjadi bingung jalurnya yang mana.?
Untung ada porter yang sudah
sering kesini yang bisa nunjukin jalur menuju puncak. Sesekali istirahat
melihat pemandangan lampu2 kota Malang yang kelap kelip sangat indah
dan menahan dingin angin dibalik batu-batu besar. Perjalanan selama 4
jam akhirnya gw sampai di Puncak Mahameru 3676 Mdpl pukul 4.05 pagi.
Udara sangat dingin.. Angin berhembus sangat kencang di puncak Mahameru.
Gw berfoto di depan nisan atau
plat : in memoriam Soe Hok Gie dan Idhan Lubis dan duduk2 menggigil
sambil minum susu coklat kemasan menunggu sunrise. Cuaca yang berawan
membuat sunrise tertutup dan gw sendiri udah merasa ga kuat dengan
dinginnya, akhirnya gw turun dari puncak menuju Kalimati sebelum pukul 6
pagi.
video suasana puncak sebelum gw turun:
video ketika gw turun:
Ketika gw turun jalur sudah hancur
dengan banyaknya pendaki yang naik. Bagi pendaki yang kesiangan dan baru
mendaki pasti akan tambah kesulitan karena jalur longsor, naik
selangkah bisa longsor turun dua langkah. haha..
Tapi bagi gw yang turun hal ini tidak berpengaruh. Cukup ngeglosor ngesot kebawah.. haha..
dan
gw sempet ketemu temen2 yang semalem gw ajak muncak tapi ga mau,
akhirnya mereka muncak juga tapi banyak yang ga sampai puncak karena
udah kecapekan. Dan menurut info, kita harus sudah turun dari puncak
sebelum pukul 9 pagi karena ada gas beracun yang berbahaya.
Sampai di Kalimati gw makan dan
packing siap2 turun melaui jalur yang sama dengan jalur berangkat. Di
Ranu Kumbolo sempat istirahat agak lama untuk menikmati keindahan dan
akhirnya maghrib tiba di Ranu Pane untuk mandi, bersih2, sholat, makan
dan bersiap2 untuk pulang ke Jakarta.
more photo : my flickr photoset
more photo : my flickr photoset
in memoriam |
sunrise tertutup awan |
gunung bromo terlihat di kejauhan mengepulkan asap vulkanik |
Atas trip Semeru ini gw berterima kasih kepada:
1. Allah SWT yang memberikan keselamatan dari berangkat sampai pulangnya
2. Mama
3. temen2 dari Grup Semesta (Semeru Same-same Kita)
4. temen2 dari Grup Setan Gunung Gresik
4. temen2 dari Grup Setan Gunung Gresik
5. Porter dan Guide dari Desa Ranu Pane yang membantu gw menunjukkan jalan
6. temen2 dari OANC atas referensinya
menikmati susu coklat panas di dalam tenda sambil menunggu matahari pagi terbit dibalik bukit di Ranu Kumbolo..
Sumber : http://fajarprasetyo.blogspot.com/2011/05/catatan-perjalanan-gunung-semeru-14-17.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar