Minggu, 27 Mei 2012

Catatan Perjalanan: Gunung Semeru (14-17 Mei 2011)

Catatan Perjalanan: Gunung Semeru (14-17 Mei 2011)

Bagi para pendaki gunung di Indonesia, Gunung Semeru merupakan salah satu gunung wajib yang harus didatangi. Dengan predikat sebagai gunung tertinggi di pulau Jawa, Semeru juga terkenal dengan panorama atau keindahan alamnya yang mempesona. Namun dibalik keindahannya itu, Semeru juga menyimpan potensi bahaya yang besar bagi mereka yang mendekatinya.

Setidaknya sudah 29 pendaki yang menjadi korban. Korban pertama Semeru, aktivis era 1960an dan juga salah satu pendiri Mapala UI, Soe Hok Gie dan teman pendakiannya, Idhan Lubis yang tewas karena menghirup gas beracun di puncak semeru pada tahun 1969. Korban terakhir semeru tercatat pada tahun 2009 adalah Andika Listyono Putra, mahasiswa fisipol UGM yang jatuh ke jurang di sekitar puncak dan Hanafi, pendaki dari Jember yang meninggal di Ranu Kumbolo.

Keinginan gw sendiri untuk datang ke Semeru sebenernya sudah ada sejak SMA, yang padahal waktu itu gw sama sekali ga pernah sekali pun naik gunung. Berawal dari membaca buku harian Soe Hok Gie, Gunung Semeru bener2 sangat membekas di dalam memori. Sampai akhirnya kesempatan datang juga kurang lebih 5 atau 6 tahun kemudian.

Berawal dari acara pendakian bersama Gunung Semeru yang diadakan melalui ajakan di dunia maya, akhirnya gw ikutan untuk gabung dalam acara tersebut. Di rombongan gw bener2 ketemu orang-orang baru karena ini bukan grup dimana gw biasa naik gunung bareng, yaitu OANC.

Seminggu sebelum keberangkatan, hari minggu tanggal 7 Mei 2011 gw pergi ke stasiun pasar senen untuk memesan tiket Kereta Ekonomi Matarmaja jurusan Jakarta - Malang. Dan selama seminggu gw mempersiapkan peralatan, perlengkapan, dan logistik sesuai dengan itinerary yg gw posting sebelumnya.
Hari H keberangkatan, packing-an gw ternyata ga muat masuk carrier.

Setelah beberapa item logistik dikurangi akhirnya gw siap menuju ke stasiun pasar senen. Ini pertama kalinya gw bawa carrier dengan logistik yang agak banyak dan berat karena biasanya gw cuma camping 2 hari 1 malam, sedangkan di trip ini kemungkinan bisa 3 hari 2 malam.

Jumat, 13 Mei 2011
Pukul 10 pagi bertolak menuju Senen dengan menggunakan bus, sampai disana pukul 11.30 gw langsung nyari masjid terdekat untuk sholat jumat dulu. Pukul 13.15 gw jalan ke stasiun dan bertemu dengan rombongan Jakarta. Setelah ngobrol2 sebentar ternyata gw sendirian di gerbong 3, sedangkan yang lain berada di gerbong 1 dan 2. Pukul 14.05 kereta berangkat dari stasiun Pasar Senen.

Sabtu, 14 Mei 2011
Sampai di Stasiun Kota Baru, Malang, pukul 7.30 pagi. Di stasiun, tim dari Jakarta yang menggunakan pesawat dan teman2 dari Malang dan Surabaya merapat untuk bergabung. Dari sini kami menyewa dua mobil untuk mengantarkan ke Tumpang. Dari Tumpang, semua anggota pendakian berkumpul dan menyewa dua  buah truk untuk digunakan menuju Ranu Pane.

Ranu Pane
Ranu Pane
Pukul 14.00 tiba di desa Ranu Pane yang merupakan desa terakhir menuju jalur pendakian gunung Semeru, kami melakukan registrasi pendakian Dengan melampirkan surat keterangan sehat dan fotokopi KTP di pos Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).

Pukul 15.30 ketika datang tim dari Gresik yang berencana mau jalan duluan, gw ikutan aja nimbrung dengan maksud supaya ada kesempatan dapat sunset di Ranu Kumbolo.

Jalur dari Ranu Pane menuju Ranu Kumbolo ternyata cukup jauh, kira2 dibutuhkan waktu tempuh 3 jam perjalanan. Pukul 18.30 tiba di Ranu Kumbolo hari sudah gelap sehingga kami langsung mendirikan tenda untuk beristirahat. Tenda gw persis di pinggir Ranu Kumbolo. :D

Malam hari di Ranu Kumbolo sangat dingin. Tercatat temperatur sempat mencapai 12,6 derajat celcius pada dini hari. Pukul 3.30 gw terbangun karena kedinginan dan mulai beraktivitas sendirian di dalam tenda agar suhu tubuh menjadi agak lebih hangat.

Sampai akhirnya yang lain juga bangun dan bersiap2 menunggu sunrise yang akan muncul dibalik bukit.





Pagi hari Ranu Kumbolo sangat ramai dengan pendaki. Gw juga sempet ketemu dengan rombongan senior2 OANC dan ngobrol sebentar sama om Smigun, tadinya gw mau ikut rombongan ini cuma telat ga kebagian tiket kereta barengan. hehe..

Minggu, 15 Mei 2011
Setelah sarapan, bongkar tenda dan bersiap2 packing untuk menuju Kalimati pukul 9.45. Pertama-tama kita melewati tanjakan cinta, mitosnya kalo kita bisa lewat tanjakan cinta tanpa menoleh kebelakang sampai diatas maka bagi yang punya kekasih akan langgeng.. haha.. ada2 aja..
Dari atas Tanjakan Cinta, pemandangan danau Ranu Kumbolo terlihat sangat indah.

view dari atas Tanjakan Cinta
Setelah Tanjakan Cinta, jalur melipir bukit untuk melewati Oro-oro ombo (2460 Mdpl), yang merupakan padang rumput atau sabana yang sangat luas. Oro-oro sendiri artinya ilalang, sedangkan ombo berarti luas. Berjalan di Oro-oro ombo membuat kita lupa akan rasa lelah.

setelah Tanjakan Cinta menuju Oro-oro ombo

Oro-oro ombo
Sampai di cemoro kandang (2500 Mdpl), kita akan memasuki batas hutan yang terdiri hutan pinus atau cemara yang diselingi dengan semak belukar. Medan yang dilalui agak landai dan tidak terlalu menanjak. Sampai tiba di Jambangan, vegetasi sudah mulai dihiasi tumbuhan Cantigi dan Edelweis yang jumlahnya tidak terlalu banyak.

hutan cemara / pinus di sekitar Cemoro Kandang
view puncak Mahameru dari Jambangan

Dari Jambangan sebenarnya puncak Mahameru sudah terlihat jelas apabila cuaca sedang cerah dan tidak tertutup kabut. Berjalan sebentar dari Jambangan akan memasuki Kalimati (2700 Mdpl) yang merupakan batas pendakian yang diizinkan oleh Taman Nasional. Melewati Kalimati berarti setiap pendaki menanggung sendiri risiko dan keselamatannya masing-masing.

video ketika gw sampai di Kalimati:


Sampai di Kalimati pukul 11.20 gw dan yang lainnya langsung menuju shelter berupa bangunan rumah yang sudah rusak. Gw menaruh tas carrier untuk bersama Pak Brur, Dio, dan satu lagi anak dari Mapala President University, Cikarang yg gw lupa namanya siapa, mengambil air di mata air sumbermanik.

Mengambil mata air disini diperingatkan untuk tidak mengambil air pada malam hari karena di saat tersebut macan tutul (panthera pardus) turun ke sumber air untuk minum. Selain itu, mitosnya ada penunggu disekitar mata air yang suka menyesatkan pendaki yang mengambil air.

Disaat mengambil air, Hujan deras tiba2 turun. Gw yang mengira sumber air dekat dengan Kalimati jadi tidak membawa ponco (jas hujan), alhasil gw balik ke Kalimati dengan keadaan basah kuyup. Untuk menghindari masuk angin gw segera ganti baju dengan baju kering. Tim Gresik dengan baik hati memasak makanan buat gw jadi gw ga usah repot2 masak. 

Karena hujan masih turun hingga malam, gw putuskan untuk tidak membuka tenda karena khawatir tenda akan bocor karena derasnya hujan sehingga gw tidur didalam bangunan. Kemungkinan untuk bisa muncak ke Mahameru terancam gagal mengingat cuaca yang belum membaik.

Di dalam bangunan pos Kalimati gw sempet ngobrol dengan Bapak porter yang bener2 mengembalikan semangat gw. Kata beliau: menurut saya ini ujian buat para pendaki, mana yang benar2 niat ke semeru atau cuma ikut2an aja. mungkin nanti malam hujannya berhenti..

Bener aja, Jam 23.00 hujan sudah berhenti. Gw ajak yang lain untuk bersiap2 muncak tapi banyak yang ragu2 dan mengurungkan niat karena udara dingin.

Senin, 16 Mei 2011
Pukul 00.00 akhirnya  gw dan dua orang yang kebetulan ketemu dijalan berangkat menuju Arcopodo. Rencananya kalau cuaca semakin baik maka gw akan lanjut ke puncak, tapi kalo sebaliknya maka terpaksa kembali lagi ke Kalimati. (opsi stay semalam lagi untuk ke puncak keesokan harinya).
Ternyata pendaki yang mau ke puncak cukup banyak juga, ada rombongan dari bapak2 bos astra honda, rombongan bule, dan tim lain yang semuanya dikawal porter. Sampai di batas vegetasi dengan jalur terjal berpasir, gw langsung menancapkan trekking pole ke pasir untuk mendaki. Penggunaan trekking pole bener2 sangat membantu dalam mendaki jalur pasir.

Karena habis diguyur hujan, jejak kaki pendaki sebelumnya di jalur pasir menjadi hilang. Hal ini ada keuntungan sama kerugiannya. Untungnya jalur menjadi tidak terlalu longsor ketika diinjak namun kerugiannya jalurnya menjadi terlihat lebih curam karena jadi lebih mirip perosotan dan buat gw yang baru sekali kesini menjadi bingung jalurnya yang mana.?

Untung ada porter yang sudah sering kesini yang bisa nunjukin jalur menuju puncak. Sesekali istirahat melihat pemandangan lampu2 kota Malang yang kelap kelip sangat indah dan menahan dingin angin dibalik batu-batu besar. Perjalanan selama 4 jam akhirnya gw sampai di Puncak Mahameru 3676 Mdpl pukul 4.05 pagi.

mas dan bapak porter/guide dari Rane Pane

Udara sangat dingin.. Angin berhembus sangat kencang di puncak Mahameru.

Gw berfoto di depan nisan atau plat : in memoriam Soe Hok Gie dan Idhan Lubis dan duduk2 menggigil sambil minum susu coklat kemasan menunggu sunrise. Cuaca yang berawan membuat sunrise tertutup dan gw sendiri udah merasa ga kuat dengan dinginnya, akhirnya gw turun dari puncak menuju Kalimati sebelum pukul 6 pagi.

video ketika di puncak mahameru pukul 04.05


video suasana puncak sebelum gw turun:


video ketika gw turun:


Ketika gw turun jalur sudah hancur dengan banyaknya pendaki yang naik. Bagi pendaki yang kesiangan dan baru mendaki pasti akan tambah kesulitan karena jalur longsor, naik selangkah bisa longsor turun dua langkah. haha..

Tapi bagi gw yang turun hal ini tidak berpengaruh. Cukup ngeglosor ngesot kebawah.. haha..
dan gw sempet ketemu temen2 yang semalem gw ajak muncak tapi ga mau, akhirnya mereka muncak juga tapi banyak yang ga sampai puncak karena udah kecapekan. Dan menurut info, kita harus sudah turun dari puncak sebelum pukul 9 pagi karena ada gas beracun yang berbahaya.

Sampai di Kalimati gw makan dan packing siap2 turun melaui jalur yang sama dengan jalur berangkat. Di Ranu Kumbolo sempat istirahat agak lama untuk menikmati keindahan dan akhirnya maghrib tiba di Ranu Pane untuk mandi, bersih2, sholat, makan dan bersiap2 untuk pulang ke Jakarta.

more photo : my flickr photoset

in memoriam

sunrise tertutup awan
gunung bromo terlihat di kejauhan mengepulkan asap vulkanik
Atas trip Semeru ini gw berterima kasih kepada:
1. Allah SWT yang memberikan keselamatan dari berangkat sampai pulangnya
2. Mama 
3. temen2 dari Grup Semesta (Semeru Same-same Kita)
4. temen2 dari Grup Setan Gunung Gresik
5. Porter dan Guide dari Desa Ranu Pane yang membantu gw menunjukkan jalan
6. temen2 dari OANC atas referensinya

kalo ada kesempatan lagi, pengen rasanya kembali kesana... :D
menikmati susu coklat panas di dalam tenda sambil menunggu matahari pagi terbit dibalik bukit di Ranu Kumbolo..




Sumber : http://fajarprasetyo.blogspot.com/2011/05/catatan-perjalanan-gunung-semeru-14-17.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar